Contoh teks khutbah Jumat bulan Dzulqa’dah 2024 dengan tema keistimewaan bulan mulia Dzulqa’dah. Naskah khutbah Jumat Dzulqa’dah 2024 dalam artikel ini berkaitan dengan pengetahuan tentang keutamaan dan keistimewaan bulan mulia Dzulqa’dah. Dalam khutbah Jumat Dzulqa’dah 2024 ini akan diterangkan bagaimana umat Islam yang taat untuk tidak mengotori bulan yang mulia ini.
Khotib dapat menyampaikan tentang ajaran Rasulullah yang dilakukan pada bulan mulia Dzulqa’dah. Adapun contoh teks khutbah Jumat ini dapat dibacakan ketika khutbah salat Jumat pada hari Jumat, 20 Mei 2024. Simak contoh khutbah jumat berikut ini, melansir dari laman Pondok Pesantren Lirboyo.
Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan. Allah subhanahu wa ta’ala melebihkan derajat sebagian makhluk Nya atas sebagian yang lain. Sebagian manusia, Allah jadikan lebih utama daripada sebagian manusia yang lain. Tinjau Proyek PON XXI/2024, Pj Bupati Pidie Desak Rekanan Rampungkan Venue Akhir Bulan Depan Serambinews.com
Sebagian tempat, Dia jadikan lebih utama daripada sebagian tempat yang lain. Dan sebagian waktu, Dia jadikan lebih utama dibandingkan dengan sebagian waktu yang lain. Di antara sebagian waktu yang Allah lebihkan keutamaannya atas sebagian waktu yang lain adalah bulan Dzulqa’dah yang telah kita masuki pada hari ini. Di antara keutamaan dan keistimewaan bulan Dzulqa’dah adalah sebagai berikut: Empat bulan haram atau empat bulan yang dimuliakan itu adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Disebut Dzulqa’dah disebabkan orang orang Arab pada masa lalu tidak melakukan perang (qu’uud ‘anil qitaal) di dalamnya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
Maknanya: “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, sebagaimana dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan yang diagungkan (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab)” (QS at Taubah: 36) Dzulqa’dah dan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Tidak sah ihram untuk haji pada selain waktu tersebut. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Maknanya: “Musim haji itu pada bulan bulan yang telah dimaklumi (ditentukan)” (QS al Baqarah: 197)
Sahabat Anas bin Malik radliyallahu ‘anhu meriwayatkan: Maknanya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berumrah sebanyak empat kali, semuanya pada bulan Dzulqa’dah kecuali umrah yang dilaksanakan bersama haji beliau, yaitu satu umrah dari Hudaibiyah, satu umrah pada tahun berikutnya, satu umrah dari Ji’ranah ketika membagikan rampasan perang Hunain dan satu lagi umrah bersama haji” (HR al Bukhari) Maknanya: “Dan Kami telah menjanjikan kepada Musa untuk memberikan kepadanya kitab Taurat setelah berlalu tiga puluh malam (bulan Dzulqa’dah), dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh malam lagi (sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya menjadi empat puluh malam. Dan Musa berkata kepada saudaranya, yaitu Harun, “Gantikanlah aku dalam memimpin kaumku, dan perbaikilah dirimu dan kaummu, dan janganlah engkau mengikuti jalan orang orang yang berbuat kerusakan” (QS al A’raf: 142)
Adapun peristiwa peristiwa penting yang terjadi pada bulan Dzulqa’dah dalam lintas sejarah, di antaranya adalah: 1. Pada Dzulqa’dah tahun kelima hijriah, terjadi perang Bani Quraizhah. 2. Pada hari kamis, 6 Dzulqa’dah tahun kesepuluh hijriah, Rasulullah berangkat dari Madinah menuju Mekah untuk melaksanakan haji wada’.
3. Pada Dzulqa’dah tahun ketiga hijriah, terjadi perang Badar Sughra. 4. Pada hari sabtu, tgl 7 Dzulqa’dah tahun 403 H, wafat seorang ulama ahli ilmu kalam dan ahli debat yang sangat masyhur, yaitu Imam Abu Bakr al Baqillani. Beliau adalah salah seorang pejuang, pembela dan penyebar madzhab Asy’ari yang tiada lain adalah madzhab Aswaja ke berbagai penjuru. Berkat kegigihan dan perjuangan beliau dan ulama ulama Aswaja lainnya saat itu, aqidah dan ajaran kelompok kelompok yang menyimpang semakin tenggelam dan ditinggalkan para pengikutnya.
Di antara aqidah dan ajaran Aswaja (Ahlussunnah wal Jama’ah) yang diajarkan oleh para ulama dari masa ke masa adalah keyakinan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala berbeda dengan segala sesuatu, Allah ada tanpa tempat dan arah, Allah subhanahu wa ta’ala Mahasuci dari bentuk dan ukuran, Allah subhanahu wa ta’ala tidak dilalui waktu, Allah subhanahu wa ta’ala ada tanpa permulaan dan tanpa akhir, Allah subhanahu wa ta’ala Pencipta segala sesuatu, Allah subhanahu wa ta’ala yang menaqdirkan terjadinya segala sesuatu dan lain lain. Dari sini kita semua tahu akan keutamaan dan keistimewaan bulan Dzulqa’dah, serta tahu berbagai peristiwa yang terjadi didalamnya. Maka sudah sepatutnya bagi seorang muslim yang taat untuk tidak mengotori bulan yang mulia ini. Demikianlah khutbah yang singkat ini. Mudah mudahan memberikan keberkahan dan kemanfaatan bagi kita semua. Amin ya rabbal ‘alamin.
Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.