Ketika membahas keraton, Jogja dan Solo sering kali menjadi yang paling dikenal. Sebab kedua daerah tersebut memiliki Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Banyak orang beranggapan bahwa keraton hanya ada di Pulau Jawa.
Padahal di luar Jawa juga terdapat banyak keraton dengan sejarah yang kaya. Keraton keraton di luar Pulau Jawa ini tersebar di berbagai daerah dan masing masing memiliki daya tarik tersendiri. Daya tarik tersebut meliputi bentuk arsitektur, sejarah dan budaya yang bermakna, serta pemandangan alam yang indah.
Melansir laman kemenparekraf.go.id, berikut keraton di luar Pulau Jawa yang menarik untuk dijelajahi. Harga Emas Perhiasan Hari ini Turun 5 November 2024, Sebelumnya Sentuh Harga Tertinggi dalam Sejarah Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 72 73 Kurikulum Merdeka, Kegiatan 3: Unsur Cerpen Halaman all
Kasus Guru Supriyani Makin Seru, Cagub Jabar Dedi Mulyadi dan Pengacara Hotman Paris Siap Bantu Halaman 4 Kunci Jawaban PAI Kelas 8 Halaman 76 79 Kurikulum Merdeka: Rajin Berlatih Bab 3 Halaman all Kunci Jawaban PAI Kelas 4 Halaman 51 52 53 Kurikulum Merdeka Halaman all
Keraton ini merupakan pusat pemerintahan Kesultanan Sambas, terletak di tepi Kota Sambas, Kalimantan Barat. Dikenal dengan nama Istana Alwatzikhoebillah, Keraton Sambas dibangun pada masa Sultan Muhammad Mulia Ibrahim pada tahun 1933 dan mulai dihuni pada tahun 1935. Bangunannya yang berwarna kuning megah menjadi salah satu kawasan cagar budaya, dan berdiri di atas lahan seluas lebih dari 16.000 meter persegi.
Di sini, terdapat berbagai bangunan seperti dermaga perahu, kantor sultan, balairung, serta masjid. Pengunjung juga dapat melihat foto perkembangan keraton serta potret para sultan yang pernah memimpin. Terletak di Kota Medan, Sumatra Utara, Istana Maimun adalah peninggalan Kerajaan Deli yang kini berfungsi sebagai museum.
Istana ini dibangun oleh Sultan Ma’mun Al Rashid Perkasa Alamsyah, sebagai bukti cintanya kepada permaisurinya, Siti Maimunah. Arsitektur istana memadukan gaya Eropa, Persia, India, Melayu, dan Indonesia, serta menggunakan perabotan yang didatangkan dari Belanda dan Inggris. Keraton Kadariah atau Istana Kadariah merupakan peninggalan Kerajaan Pontianak, yang dibangun oleh Sayyid Syarif Abdurrahman Alkadrie, raja pertama Pontianak.
Salah satu daya tariknya adalah 13 meriam kuno dari Portugis dan Perancis yang digunakan sebagai sistem keamanan. Di dalam keraton, terdapat koleksi benda bersejarah seperti kursi, pakaian raja, cermin, keris, hingga meja giok. Menariknya, terdapat juga Al Quran yang ditulis langsung oleh Sultan Abdurrahman.